part II
aku yang sedang menanti pagi...
hidup dalam mimpi
mentari telah menyapa
namun
masih di dalam mimpi
aku yang telah terjaga
namun
masih di dalam mimpi
Rabu, 27 Oktober 2010
penghakiman: sebuah pengakuan
part I
Aku Bersama malam sedang kau menanti pagi
Berlari menyusuri pecahan-pecahan jejak meski dalam kelam
Berhentilah mencari pembenaran karenapun itu takkan merubah apa-apa
Tetaplah saja ditempat itu menanti pagi...
Aku Bersama malam sedang kau menanti pagi
Berlari menyusuri pecahan-pecahan jejak meski dalam kelam
Berhentilah mencari pembenaran karenapun itu takkan merubah apa-apa
Tetaplah saja ditempat itu menanti pagi...
Selasa, 26 Oktober 2010
sajak adik sahabat yang tersisih
engkau telah bertitah
apa lagi yang bisa dia perbuat???
sedang dia...
bidak catur dalam permainanmu.
telah kau bangun permainan ini,..
sehingga yang ada hanya hitam dan putih,..
peraturanmu kau buat melebihi kemampuannya menentukan langkah pilihannya,..
apa lagi yang harus dia perbuat???
sedang kau...
menjadikannya bidak catur dalam permainanmu.
apa lagi yang bisa dia perbuat???
sedang dia...
bidak catur dalam permainanmu.
telah kau bangun permainan ini,..
sehingga yang ada hanya hitam dan putih,..
peraturanmu kau buat melebihi kemampuannya menentukan langkah pilihannya,..
apa lagi yang harus dia perbuat???
sedang kau...
menjadikannya bidak catur dalam permainanmu.
Senin, 25 Oktober 2010
kita
apa lagi yang harus kita perbuat...
disekolah kita diajarkan menjalani hidup...
dididik untuk memikirkan diri sendiri...
hingga pembicaraan tentang kita,
hanyalah aku sendiri...
atau kamu sendiri...
setiap hari dicekoki ceramah membangun diri...
hingga kita siap mempertahankan hidup kita sendiri...
yang terkadang terpaksa menendang,...
atau hanya sekeder menyerempet...
disekolah kita diajarkan menjalani hidup...
dididik untuk memikirkan diri sendiri...
hingga pembicaraan tentang kita,
hanyalah aku sendiri...
atau kamu sendiri...
setiap hari dicekoki ceramah membangun diri...
hingga kita siap mempertahankan hidup kita sendiri...
yang terkadang terpaksa menendang,...
atau hanya sekeder menyerempet...
sajak mereka
matahari masih saja datang
membakar kulit berbaju pincang
daun-daun akasia terus saja menari
mengirim pesan kepada kawan
ada bocah bermain kelereng
ibunya menatap jauh
merenungi anaknya
kulihat jauh di pandang matanya....
dikerutan dahinya...
pada sunyi tatapannya
membakar kulit berbaju pincang
daun-daun akasia terus saja menari
mengirim pesan kepada kawan
ada bocah bermain kelereng
ibunya menatap jauh
merenungi anaknya
kulihat jauh di pandang matanya....
dikerutan dahinya...
pada sunyi tatapannya
Minggu, 24 Oktober 2010
Sabtu, 23 Oktober 2010
Dari Pesawat AU Sampai Kereta Api ; Potret Buram Mental Bangsa
Pengalaman memang guru bagi manusia, namun mestikah kita harus terus-terusan belajar dari pengalaman??? berapa lagi korban yang harus berjatuhan untuk dijadikan bahan pembelajaran???
Belum hilang dari ingatan kita, beberapa waktu lalu banyaknya peristiwa yang melukai bangsa ini, mulai dari pesawat AU yang jatuh yangdan memakan korban dan membuat pemerintah kita belajar bahwa kita harus mereformasi sistem alutsista hingga sekarang pemerintah kembali lagi harus belajar dari pengalaman pahit yang mesti di alami para korban dan masyarakat tentunya.
Belum hilang dari ingatan kita, beberapa waktu lalu banyaknya peristiwa yang melukai bangsa ini, mulai dari pesawat AU yang jatuh yangdan memakan korban dan membuat pemerintah kita belajar bahwa kita harus mereformasi sistem alutsista hingga sekarang pemerintah kembali lagi harus belajar dari pengalaman pahit yang mesti di alami para korban dan masyarakat tentunya.
Mereka Yang Terluka
Jeritnya kini semakin tak terdengar, ditelan angkuh lalu lintas kota...
Tempatnya kini didalam hati, bersemayam bersama rontak...
Pandangannya kini sayup-sayup,
Melayangkan sirat-sirat putus asa...
Jangan heran melihatnya dijalan...
Karna dikantoran hanya milik orang berpendidikan...
Tempatnya kini didalam hati, bersemayam bersama rontak...
Pandangannya kini sayup-sayup,
Melayangkan sirat-sirat putus asa...
Jangan heran melihatnya dijalan...
Karna dikantoran hanya milik orang berpendidikan...
Demokrasi Indonesia ; Bangunan Tanpa Pondasi
Tak terasa demokrasi di negara kita telah lebih dari 10 tahun, proses pemilu yang diklaim sebagai cerminan demokrasi telah dilaksanakan berkali-kali mulai dari tingkat pusat sampai daerah, namun belum ada refleksi secara mendalam sampai pada tataran persoalan krusial secara menyeluruh dan disepakati bersama walaupun persoalan pro dan kontra sangat wajar adanya,.. refleksi yang selama ini ada dan di sepakati bersama hanyalah hasil menang kalah dari hasil pemilu dan tidak sampai pada apakah proses pemilu ini mencederai proses demokrasi yang digembar-gemborkan dan dicita-citakan.
Selasa, 16 Maret 2010
pengetahuan ibarat cahaya penuntun di kegelapan
Dewasa ini kondisi masyarakat sangatlah jauh dari fitrahnya sebagai mahkluk sosial.adanya kecenderungan untuk mencapai tujuan tanpa memperhatikan hak orang-orang yang ada disekit arnya. Sebagai mahkluk yang tidak hidup sendiri di bumi ini, manusia memiliki tanggung jawab terdadap lingkungannya.
Orang tua yang berpendapat bahwa mereka memiliki keluarga untuk dinafkahi membuat mereka hanya memikirkan kelurganya saja. Seorang anak yang tak tahu menau dapat terpengaruh langsung dalam pandangan itu yang kemudian dapat ikut berpandangan apatis pula. Masyarakat lapisan bawah yang disibukkan akan kebutuhan perutnya semakin tidak berdaya. Parahnya lagi para pejabat dengan alasan karir, mereka dapat dengan mudahnya menggadaikan keidealisannya demi kelanggengan karirnya.
Orang tua yang berpendapat bahwa mereka memiliki keluarga untuk dinafkahi membuat mereka hanya memikirkan kelurganya saja. Seorang anak yang tak tahu menau dapat terpengaruh langsung dalam pandangan itu yang kemudian dapat ikut berpandangan apatis pula. Masyarakat lapisan bawah yang disibukkan akan kebutuhan perutnya semakin tidak berdaya. Parahnya lagi para pejabat dengan alasan karir, mereka dapat dengan mudahnya menggadaikan keidealisannya demi kelanggengan karirnya.
ada
ada anak kecil berlari telanjang kaki memelas harap dibalik kaca sedan tua...
ada kakek renta meratapi receh dalam kaleng...
ada balita menangis di tangan seorang ibu mungkin karna terik siang ini atau perutnya yang kosong...
sementara...
ada kakek renta meratapi receh dalam kaleng...
ada balita menangis di tangan seorang ibu mungkin karna terik siang ini atau perutnya yang kosong...
sementara...
Langganan:
Postingan (Atom)